Kamis, 21 November 2013

Mitologi Kebudayaan Jawa

Mitologi Kebudayaan Jawa

Masyarakat Jawa merupakan ladang potensial yang masih memandang

segudang informasi budaya untuk dapat digali seiring dengan perkembangan

waktu. Harus diakui bahwa usaha untuk mengungkap alam pikiran, pandangan,

dan kehidupan orang Jawa tidak akan pernah tuntas. Bahkan, diperlukan cara

baru dalam mengungkap misteri kebudayaan Jawa tersebut. Hal itu, seperti

yang dikatakan oleh Magnis Suseno (1984:1) sebagai berikut: “Kebudayaan

Jawa mempunyai ciri khas yaitu kemampuan untuk membiarkan diri dibanjiri

oleh gelombang kebudayaan yang datang dari luar dan dapat mempertahankan
keasliannya.”1

Hal tersebut menjadikan kebudayaan Jawa kaya akan unsur-unsur budaya.

Manusia yang hidup di dunia ini tidak hanya menjalin komunikasi dengan

 sesama saja, melainkan dengan makhluk supranatural. Dengan demikian, tidak

mengherankan apabila dalam masyarakat Jawa terdapat perilaku-perilaku yang

menandai hubungan antara manusia dan makhluk supranatural.








__________________________
1.Magnis suseno, Kebudayaan Nusantara, (Yogyakarta: gramedia, 1984), hal. 23

Di dalam masyarakat Jawa ada mitologi religius yang hampir diterima secara

universal, yang menyebabkan ketaatan emosional dan intelektual yang mendalam,

seperti: mitologi wayang, mitologi Kanjeng Ratu Kidul, penguasa gunung dan

penguasa hutan. Pada kesempatan ini, penulis  berfokus pada mitologi Kanjeng

 Ratu Kidul. Hal itu, seperti yang dikatakan Choy (1976:13) sebagai berikut :

“Kanjeng Ratu Kidul tidak hanya merupakan legenda untuk sebagian orang Jawa ia benar-benar ada, tetapi karena keberadan alam supranatural yang   dipahami orang Jawa sampai taraf tertentu tidak dapat diterangkan makapraktik-praktik keagamaan yang mengarah pada penghormatan penguasa dunia supranatural justru menjadi pintu masuk dalam memahami alam pikiran orang Jawa tersebut.”2

Pada prinsipnya, mitologi Kanjeng Ratu Kidul digunakan oleh penguasa

Kasultanan Yogyakarta sebagai kerangka acuan dalam menjalankan pemerintahan.

 Selain itu, juga digunakan untuk menjamin keselamatan dan ketentraman hidup

serta digunakan sebagai pengantara manusia dengan alam supranatural.







____________________________
2.Choy, Mitologi Kebudayaan Indonesia, (Jakarta: gramedia, 1976), hal. 13

Daftar pustaka
1. Choy. 1976. Mitologi Kebudayaan Indonesia. Jakarta: gramedia.


2. Suseno, Magnis. 1984. Kebudayaan Nusantara. Yogyakarta : gramedia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar